Selasa, 26 Juli 2016

"flatshoes opa"



“FLATSHOES OPA”
          Kejadian pertama bagi ku yang membuat ku tidak menyangka bahwa itu akan terjadi. Aku sadar bahwa pentingnya suatu barang yang mungkin saja, semua orang menganggap semua barang pemberian seseorang itu sepele tidak ada harganya. Kejadian ini juga membuatku sadar dan mengerti

         Biasanya, setiap satu minggu sekali aku selalu saja pergi ke rumah opaku(kakek). Untuk melihat nya apakah dia baik-baik saja dan sama pelit nya seperti biasanya.
Insiden:
         Dan pada saat aku mengunjungi nya  sesampai disana tak biasa opaku mengajak ku untuk berjalan-jalan di mall tepat berada di depan rumahnya. Kami pun berjalan-jalan dan melihat-lihat keramaian yang biasa terjadi di mall. Lama nya melihat-lihat di sekitar mall, aku pun mulai bosan dan lelah. Tak sengaja aku menoleh kearah toko sepatu yang berada disebelah kanan ku. Aku melihat flatshoes yang sangat indah berwarna merah dengan pita berwarna pich dipinggir flatshoes itu. Aku sangat menyukainya sehingga aku ingin memilikinya tapi, apalah daya pada saat itu aku tidak membawa uang dan harga flatshoesnya cukup mahal. Dengan keadaan kagum dan sangat ingin memiliki flatshoes itu, opa ku pun mengajakku untuk pulang karena mungkin ia juga sudah mulai bosan dan hanya bisa melihat-lihat yang ada di mall tersebut.
         Sesampai dirumah opa, karena lelah akupun langsung tertidur di rumah opa dengan tidak sadar hari sudah malam. Ayah,ibu mengajakku untuk pulang aku berpamitan kepada opa dan oma. Dan seperti biasanya aku akan kembali minggu depan. 2 minggu menjelang ulang tahunku, aku mengundang teman-teman sekelas ku untuk hadir pada acara ulang tahunku yang akan diadakan 2 minggu lagi. Tak lupa aku memberi tahu opa dan omaku yang dimana aku tahu mereka tak akan lupa dengan hari special ini.
          Hari itu telah tiba, aku melihat dari kamarku yang berada dilantai atas sangat banyak orang yang datang. Dengan tak percaya,padahal aku hanya mengundang beberapa kawan sekelas ku. Tapi, begitu banyak orang sehingga bangku-bangku yang telah ibuku sediakan penuh. Dan ternyata ayah dan ibuku juga mengundang teman-temannya. Tidak heran kenapa banyak orang yang datang.
          Semuanya telah hadir termasuk sahabat-sahabat ku tapi, dua orang yang sangat aku tunggu-tunggu kehadirannya belum kunjung datang. Itu dia!! Orang yang aku tunggu telah datang yaitu opa dan omaku. Semua susunan acara telah dilakukan dan semuanya sudah selesai juga pulang mereka member ku ucapan selamat dengan bertambah nya umurku. Kami pun kembali masuk ke dalam rumah, dan opa ku memberi ku sebuah kotak yang sebelumnya aku tidak tahu apa itu. Setelah membukanya, aku merasa terkejut sekaligus senang karena yang ada didalam kotak itu adalah sepasang flatshoes yang aku dambakan setelah melihatnya di mall.persis sama berwarna merah,dengan pita pich dipinggirnya. Aku sangat senang sekali. Sampai-sampai aku selalu memakainya kemana pun aku akan pergi.
         Seperti biasa, seminggu sekali aku mengunjungi opaku dirumahnya dengan memakai flatshoes merah itu. Bermain-main disana aku dan adiku berlari-larian kesana kemari,sehingga tak sengaja aku memecahkan guci yang aku tahu antik dan sangat langka milik opa ku itu. Aku pun terkejut dengan apa yang aku lihat dan opa ku langsung datang juga terkejut dengan apa yanga aku lakukan terhadap apa yang terjadi pada guci kesayangan nya itu. Opa ku terlihat marah, dia memarahiku,membentak ku sehingga aku takut yang sebelumnya opa tak pernah marah sekalipun pada ku.tapi saat ini ia marah sampai membentakku yang bagiku sebegitu marah dengan dahsyat. Aku menangis karena bentakkan opa. Aku berusaha meminta maaf tapi,opa ku hanya diam dengan muka yang masam dan memerah kesal.
         Sesampai dirumah aku langsung masuk kekamar dan menangis dengan apa yang telah aku lakukan terhadap opa. Sedih sekaligus kesal karena opa membentakku dengan begitu besar. Sehingga dengan kejadian itu,aku merasa tak mau lagi pergi kerumah opa. Rasanya apa yang opa berikan pada ku ingin ku buang dan saat ini aku membenci opa karena ia juga tidak menerima maafku. Ku berfikir apalah itu kan hanya sebuah guci yang apabila pecah juga bisa dibeli lagi. Saat aku ingin membuang flatshoes yang opa beri padaku, tiba-tiba ibu menerima telfon bahwa opa masuk kerumah sakit dalam keadaan kritis. Kami langsung bergegas pergi kerumah sakit dan pada saat kami sampai, tak sempat melihat opa, opaku telah tiada dengan penyakit yang ia alami yaitu stroke kronis. Aku menangis tak henti-henti dengan apa yang aku lihat dan aku dengar dalam keadaan yang tak percaya. Semua nya terjadi setelah aku ingin membuang semuanya, semuanya yang mungkin patut aku sesali.

Sejak saat itu, aku paham bahwa benda yang ingin aku buang akibat kekesalan yang mendalam ternyata membawa kenang-kenangan yang mungkin tak pernah aku dapat lagi. Dan sekarang aku selalu berharap  bisa menjadikan flatshoes ini untuk melindungi langkahku,menyertai langkahku,mengetahui saat kakiku bejinjit senang,bahkan ketika kakiku terjatuh dan sakit.