“FLATSHOES OPA”
Kejadian
pertama bagi ku yang membuat ku tidak menyangka bahwa itu akan terjadi. Aku
sadar bahwa pentingnya suatu barang yang mungkin saja, semua orang menganggap
semua barang pemberian seseorang itu sepele tidak ada harganya. Kejadian ini
juga membuatku sadar dan mengerti
Biasanya,
setiap satu minggu sekali aku selalu saja pergi ke rumah opaku(kakek). Untuk
melihat nya apakah dia baik-baik saja dan sama pelit nya seperti biasanya.
Insiden:
Dan pada saat
aku mengunjungi nya sesampai disana tak
biasa opaku mengajak ku untuk berjalan-jalan di mall tepat berada di depan
rumahnya. Kami pun berjalan-jalan dan melihat-lihat keramaian yang biasa
terjadi di mall. Lama nya melihat-lihat di sekitar mall, aku pun mulai bosan
dan lelah. Tak sengaja aku menoleh kearah toko sepatu yang berada disebelah
kanan ku. Aku melihat flatshoes yang
sangat indah berwarna merah dengan pita berwarna pich dipinggir flatshoes itu. Aku sangat menyukainya
sehingga aku ingin memilikinya tapi, apalah daya pada saat itu aku tidak
membawa uang dan harga flatshoesnya
cukup mahal. Dengan keadaan kagum dan sangat ingin memiliki flatshoes itu, opa
ku pun mengajakku untuk pulang karena mungkin ia juga sudah mulai bosan dan
hanya bisa melihat-lihat yang ada di mall tersebut.
Sesampai
dirumah opa, karena lelah akupun langsung tertidur di rumah opa dengan tidak
sadar hari sudah malam. Ayah,ibu mengajakku untuk pulang aku berpamitan kepada
opa dan oma. Dan seperti biasanya aku akan kembali minggu depan. 2 minggu
menjelang ulang tahunku, aku mengundang teman-teman sekelas ku untuk hadir pada
acara ulang tahunku yang akan diadakan 2 minggu lagi. Tak lupa aku memberi tahu
opa dan omaku yang dimana aku tahu mereka tak akan lupa dengan hari special ini.
Hari itu
telah tiba, aku melihat dari kamarku yang berada dilantai atas sangat banyak
orang yang datang. Dengan tak percaya,padahal aku hanya mengundang beberapa
kawan sekelas ku. Tapi, begitu banyak orang sehingga bangku-bangku yang telah
ibuku sediakan penuh. Dan ternyata ayah dan ibuku juga mengundang
teman-temannya. Tidak heran kenapa banyak orang yang datang.
Semuanya
telah hadir termasuk sahabat-sahabat ku tapi, dua orang yang sangat aku
tunggu-tunggu kehadirannya belum kunjung datang. Itu dia!! Orang yang aku
tunggu telah datang yaitu opa dan omaku. Semua susunan acara telah dilakukan
dan semuanya sudah selesai juga pulang mereka member ku ucapan selamat dengan
bertambah nya umurku. Kami pun kembali masuk ke dalam rumah, dan opa ku memberi
ku sebuah kotak yang sebelumnya aku tidak tahu apa itu. Setelah membukanya, aku
merasa terkejut sekaligus senang karena yang ada didalam kotak itu adalah
sepasang flatshoes yang aku dambakan setelah melihatnya di mall.persis sama
berwarna merah,dengan pita pich dipinggirnya. Aku sangat senang sekali.
Sampai-sampai aku selalu memakainya kemana pun aku akan pergi.
Seperti biasa,
seminggu sekali aku mengunjungi opaku dirumahnya dengan memakai flatshoes merah
itu. Bermain-main disana aku dan adiku berlari-larian kesana kemari,sehingga
tak sengaja aku memecahkan guci yang aku tahu antik dan sangat langka milik opa
ku itu. Aku pun terkejut dengan apa yang aku lihat dan opa ku langsung datang
juga terkejut dengan apa yanga aku lakukan terhadap apa yang terjadi pada guci
kesayangan nya itu. Opa ku terlihat marah, dia memarahiku,membentak ku sehingga
aku takut yang sebelumnya opa tak pernah marah sekalipun pada ku.tapi saat ini
ia marah sampai membentakku yang bagiku sebegitu marah dengan dahsyat. Aku
menangis karena bentakkan opa. Aku berusaha meminta maaf tapi,opa ku hanya diam
dengan muka yang masam dan memerah kesal.
Sesampai
dirumah aku langsung masuk kekamar dan menangis dengan apa yang telah aku
lakukan terhadap opa. Sedih sekaligus kesal karena opa membentakku dengan
begitu besar. Sehingga dengan kejadian itu,aku merasa tak mau lagi pergi
kerumah opa. Rasanya apa yang opa berikan pada ku ingin ku buang dan saat ini
aku membenci opa karena ia juga tidak menerima maafku. Ku berfikir apalah itu
kan hanya sebuah guci yang apabila pecah juga bisa dibeli lagi. Saat aku ingin
membuang flatshoes yang opa beri padaku, tiba-tiba ibu menerima telfon bahwa
opa masuk kerumah sakit dalam keadaan kritis. Kami langsung bergegas pergi
kerumah sakit dan pada saat kami sampai, tak sempat melihat opa, opaku telah
tiada dengan penyakit yang ia alami yaitu stroke kronis. Aku menangis tak
henti-henti dengan apa yang aku lihat dan aku dengar dalam keadaan yang tak
percaya. Semua nya terjadi setelah aku ingin membuang semuanya, semuanya yang
mungkin patut aku sesali.
Sejak saat itu, aku paham bahwa benda yang ingin aku buang
akibat kekesalan yang mendalam ternyata membawa kenang-kenangan yang mungkin
tak pernah aku dapat lagi. Dan sekarang aku selalu berharap bisa menjadikan flatshoes ini untuk
melindungi langkahku,menyertai langkahku,mengetahui saat kakiku bejinjit
senang,bahkan ketika kakiku terjatuh dan sakit.